5/19/13

19

image courtesy of http://www.egf.k12.mn.us/nh_home.html

Once upon a time on 19 May 2012...
There was a guy who made a vow in front of Batak Christian Protestant Church Congregations to marry a beautiful lady.

Once upon a time on 19 March 2013...
A pretty baby girl was born at RS Medistra, Jakarta.

Here comes 19 May 2013...
The first anniversary of the vow and the second month of the baby girl have just been commemorated.

May God bless the couple and their child...





-PO-
01.29WIB
200513




5/15/13

Perihal Senyum

Children learn to smile from their parents (Shinichi Suzuki)

Saya paling suka tersenyum. Aneh? Bisa jadi. Tapi, dengan senyum yang mengembang di bibir saya, ada rasa positif yang membuncah di dalam diri ini. 

Setali tiga uang dengan itu, beberapa ahli psikologi juga mencatat bahwa salah satu manfaat senyum adalah bisa membantu orang tetap positif. Itu belum seberapa. Ahli psikologi lain Walsh & Hewitt (1985) bahkan bicara soal senyum dari sisi yang lebih menarik. Soal ketertarikan antara pria-wanita tentu saja. 'Pada wanita yang menatap pria tepat di matanya, maka ia berpeluang 20% untuk didekati. Namun, jika tatapan itu dibumbui dengan senyuman maka akan ada 60% peluang dia disambangi oleh pria tersebut,' begitu paparnya.

Memang, senyum seperti misteri yang berdampak luas. Termasuk juga dampak negatif? Hmm..ada baiknya saya longkapi soal yang negatif itu. Rasanya kok jadi bagaimana, begitu...Hayo senyum dulu dong :)

Nah, soal manfaat senyum dan dampak positif senyum inilah yang mendorong saya dan istri merangsang Enet Le Miracle, sang buah hati untuk tersenyum. Selasa malam (14/05/2013) menjadi hari bersejarah bagi keluarga kecil kami. Sebab, di malam itulah saya dan istri mendapatkan kejutan dari anak kami. 

"Enet...hayo, senyumnya mana?" goda saya ke sang buah hati.

"Iya, Enet. Senyum dong.." timpal mamaknya sedetik kemudian.

Dan...


Enet Le Miracle tersenyum ketika difoto dengan kamera  handphone.


Kami sontak teriak kegirangan. Karena Enet, yang tanggal 19 Mei nanti genap berusia 2 bulan, memberikan kami senyuman. Meskipun itu hanya berlangsung kurang dari 10 detik. Tapi, paling tidak senyumnya membawa rasa positif di tengah-tengah keluarga kami.

Senyum yang perdana ini seolah mengamini apa yang dikatakan oleh dokter anak ternama, David Geller, "First social smile may appear as early as 6 weeks, but it's unlikely to be a regular feature for quite a while. Generally, babies smile readily by 12 weeks, and by 6 months most smile ecstatically at the people they know best."

Ah, senyum acap berkorelasi dengan sesuatu yang positif. Tapi, perlu diwaspadai. Jika saya dan Anda tiba-tiba saja atau bahkan seringkali tersenyum tanpa alasan yang jelas, ada baiknya segera menghubungi psikolog atau bahkan pskiater terdekat..hehehe.senyum dulu dong :)



-PO-
*darisudutkamaryangsejukdenganditemaniistridansibuahhati
150513
23.10 WIB


5/13/13

Kisah tentang henpon

Seberapa penting henpon alias telepon seluler bagi Anda? Penting. Bahkan teramat penting. Bisa jadi demikian. Apalagi bila menyimak jawaban seorang mahasiswi ketika ditanya dosennya, "Mana KHK-mu (baca: Kartu Hadir Kuliah-sebuah kartu absensi yang wajib dibawa mahasiswa setiap mengikuti perkuliahan untuk kemudian ditandatangani oleh dosen yang mengampu kuliah tersebut)?"

"Lupa, Pak.." jawab mahasiswi itu sambil tersipu-sipu malu.

"Kalau henpon-mu, bawa kan?"

"Hehehe..bawa, Pak"

"Bagus!" timpal sang dosen menutup dialognya dengan mahasiswi tadi.

Begitulah. Sebuah alat komunikasi seluler sudah jadi barang wajib yang tak boleh luput ditenteng ke manapun. Pernah sekali seorang kawan berujar, "Handphone itu sekarang-sekarang ini sudah jadi pasangan kedua dalam hidup kita, Bro.."

Yang namanya pasangan, biasanya selalu ingin yang terbaik. Yah, terbaik dalam segala hal. Kualitas tentu saja. Begitu juga dengan henpon. Orang berlomba-lomba dapatkan kualitas henpon yang terbaik. Meski, dengan berbagai cara.

Tadi siang, saya terkesima dengan telepon genggam baru rekan kerja di kantor (sebenarnya secara struktural kawan ini berada di bawah saya, namun demi menjaga stabilitas pertemanan, saya memilih menyebutnya dengan rekan kerja saja..heuheuheu..) Paling tidak, saya baru melihat jenis henpon yang sedang ia genggam itu. "Ini iPhone 4, Pak" katanya ketika saya tanya jenis telepon seluler yang baru saya lihat itu.

iPhone 4 **


Keren. Saya mencoba membandingkan dengan telepon seluler milik saya. Ah, agak minder jadinya. Maklum, milik saya hanyalah sebuah telepon genggam merek Nokia seri....hm, maaf saya lupa. Terlalu jadul untuk diingat. Pokoknya, bukan telepon pintar dan hanya bisa sesekali telepon, seringkali sms. Ups, maaf terbalik. Maksudnya, seringkali telepon, sesekali sms (sebab, dengan layanan operator yang saya ikuti: pascabayar, telepon kapanpun dan ke manapun bukan lagi hambatan seperti yang acap dirasakan oleh mereka yang berlangganan operator telepon prabayar).

Satu hal yang membuat saya cukup berbesar hati adalah telepon milik saya itu saya dapat dalam kondisi fresh from the oven. Baru. Masih disegel. Sementara, iPhone 4 sang kawan tadi, "Saya beli second di Kaskus, Pak tiga hari yang lalu". Wuah, kalau ukuran henpon sebagai pasangan dilihat dari baru atau bekasnya barang itu, kira-kira gimana ya perasaan pasangannya? hmmm....





-PO-
140513
00.10 WIB
*darisudutkamaryangsejuk
**image courtesy of  http://www.macmyth.com/2011/04/iphone4-arrives-in-india.html

4/5/13

Bola Mata Ajaib

Mata, sejatinya, memancarkan kecantikan dan perasaan yang dalam. Bukan sekadar fisik belaka (Sophia Loren) 

Dan, kecantikan itu pula yang ku rasa memancar dari dua bola mata puteri pertamaku, Enet Le Miracle. Jelas ku lihat pancaran sinar kedamaian itu lewat foto yang dikirimkan oleh mamaknya tadi sore. Harapanku, indahnya sinar mata itu pula yang terus terjaga dan menjadi keajaiban bagi dunia ini. Ya, keajaiban: Le Miracle!



-PO-
050413
23:56
*darisejuknyakamarsebelah* 

2/5/13

Teguran

Selamat datang 2013. Selamat datang Februari 2013. Selamat bagi kita semua yang telah diberkahi-Nya melewati masa silam.

Juga selamat bagi seorang kawan yang baru saja melepaskan masa lajang di Minggu siang (03/02/2013). Ya, kawan sekaligus senior di kampus 'Makara' dulu, juga rekan kerja di kantor saat ini.

Semoga saja, ucapan selamat ini seperti hal yang dipercaya orang Barat sebagai sebuah etika baik dalam berhubungan antarmanusia, juga dimaknai sebagai teguran yang bisa bermakna luas. Tidak hanya menunjukkan eksistensi tapi juga peringatan dan penanda bahwa jika dalam ucapan selamat ini tidak ada perubahan, misalnya perubahan dari seringkali terlambat masuk kantor atau bersikap tidak assertive maka, sia-sialah semua ucapan itu. Pasalnya, hubungan baik antarmanusia bisa menjadi tidak lagi harmonis, sejatinya...




-PO-
00:04 WIB
060213
*darikepengapankamardankepenatanotak


11/3/12

Tetes Air Mata




Malam ini air mataku kembali menetes...


Bukan!

Air mata ini bukan menetes karena aku tidak dapat membelikan mobil untuk istriku.


Bukan!

Air mata ini bukan pula menetes karena penyesalan akan kesalahanku.


Bukan!

Ini juga bukan air mata kesedihan karena melihat dan merasakan tingkah polah seorang kakak kandung yang  tidak peduli pada adiknya yang sedang hamil 4 bulan. Atau, bukan juga karena ada seorang ibu mertua yang tidak menyuguhkan atau bahkan sekadar menawarkan makan malam kepada menantunya yang akan memberikan dia cucu pertama.


Lagi-lagi Bukan!

Tetesan air mata ini bukan karena mengingat sikap orang-orang 'kecil' seperti kenek kopaja yang tega membohongi penumpangnya hanya demi mendapatkan uang 4 ribu rupiah. Atau, sikap sopir mikrolet yang membalas keluhan penumpangnya dengan jawaban: 'Sana! Naik  taksi saja kalau tidak mau rasakan gaya nyetir ini..'


Bukan, untuk kesekian kalinya!

Air mataku jatuh dari pelupuk mata bukan karena mengenang betapa bobroknya dunia pendidikan khususnya di tingkat universitas. Seorang profesor berani mengoreksi dan menyalahkan mahasiswanya sementara dia sendiri tidak berani mengakui bahwa dirinya tidak punya Satuan Acara Perkuliahan yang jelas.


Bukan dan bukan!

Leleran air mata ini bukan untuk menyalahkan Tuhan atas kondisi yang sepertinya tidak adil. Seorang kawan-orang Indonesia asli-mendapatkan banyak pujian baik secara verbal maupun simbol-berbentuk jempol-lewat media Facebook atas foto bergambar kepala dengan jahitan setengah melingkar di sana yang disertai tulisan: 'What I got from the second brain surgery :)) — at MRCCC Siloam Hospital'sementara, seorang bocah, anak kuli bangunan, tergolek tak berdaya di kamar 2 lt 207 RS St. Carolus, Jakarta, karena menahan penderitaan kanker ganas yang menyebabkan perutnya membuncit melebihi 5 kali ukuran kepalanya. Dia tidak mendapatkan apa-apa selain Astaghfirullah.


Namun, malam ini air mataku kembali menetes...

Sebab, Tuhan menyadarkanku akan semua yang terjadi. Baik dan buruk dipakai untuk kemuliaan nama-Nya. Begitu juga dengan aku.





-PO-
02:13 AM
*darisudutkamarnandingin
**image courtesy of: http://4.bp.blogspot.com/-1OrexN3qNh8/Tidu8QAhDNI/AAAAAAAAAZ4/juJK1r5E-QA/s1600/teardrop.jpg






8/22/12

Suatu Sore di Pinggir Kolam Renang..






Sore itu (22/08/2012) terlalu indah untuk dilewatkan. Bukan hanya senja yang memikat hati tetapi juga hari terakhir libur yang harus dinikmati bersama. Ya, libur bersama antara saya dan dua belahan jiwa lainnya memang telah berlangsung sejak HUT Proklamasi RI ke-67 hingga  hari raya Idul Fitri 1433H. Kami beruntung bisa turut merasakan rangkaian hari libur itu. Tidak tanggung-tanggung, seminggu penuh kami nikmati cuti gratis pemberian kantor kami masing-masing.

Kolam renang! Itulah tempat yang kami pilih menutup rangkaian liburan ini. Letaknya ada di dalam area apartemen Gardenia Boulevard di kisaran Pejaten, Jakarta Selatan. Tidak terlalu besar memang. 'Kolam renang kami ukuran semi-olimpic' begitu aku dari pengelola apartemen seperti yang tertera di poster di depan pintu masuk apartemen. Ya, itu sudah lebih dari cukup menjadi destinasi kebersamaan kami.

Jus jeruk dan camilan yang telah kami siapkan serasa ingin mengimbangi keserasian kami bertiga di tepian kolam sore itu. Di tambah lagi, air kolam yang cukup jernih memunculkan hasrat romantisme tersendiri, jika boleh disebut itu sebagai romantisme. Namun sayang, kursi-kursi di tepian kolam tidak mampu menampung pengunjung yang datang di sore yang cerah itu. Bisa jadi para pengunjung kolam berpikiran sama dengan kami: hendak menikmati senja nan indah di hari terakhir masa libur.    

'Bang..kita duduk di sini aja lah dulu menunggu orang-orang itu selesai renang..'kata Eva istriku yang sejurus kemudian meletakkan barang bawaan kami di satu sudut kolam mengarah ke ruang fitness.

'Oh, iya..kayaknya sebentar lagi juga ada yang udahan tuh,'timpal ku kemudian sambil melihat-lihat gelagat pengunjung yang hendak hengkang dari kursi mereka.

Dan, mata kami pun secepat kilat tertumbuk pada wanita yang melintas di depan kami. Tingginya saya duga tidak lebih dari 165cm. Tapi, berat badannya...hmm...saya pikir berat badan kami bertiga dikalikan dua pun masih tidak mampu menyamai berat badan wanita bule itu.

'Kok, ada yah bule yang nggak urus badan kayak gitu..'celetuk Eva.

'Hmm..mungkin itu bule kere. Sehingga ia tidak cukup mampu beli makanan bergizi yang sesuai dengan pola makan diet buat tubuh,'jawabku sekenanya saja sambil melirik wanita di sudut lain dengan tubuh yang sintal dengan bikini warna merah bermotif polkadot di bagian dada.

'Trus, Bang...kalau nanti aku setelah melahirkan badannya kayak gitu, kamu selingkuh ndak?'

'Ya, ndak lah..'timpalku seraya menatap wajahnya yang cukup datar namun tetap memancarkan kecantikan yang alami.

'Masak, sih???'godanya kemudian.'Memangnya kenapa?'

'Loh..aku kan cinta kamu, tho..'

'Lalu..'

'Iya..karena aku cinta kamu maka aku akan memberikan yang terbaik untuk mu,'jelasku dengan bersemangat. 'Bukan memberikan selingkuh, tapi memberikan motivasi dan menemani kamu untuk olah raga  supaya bodi kamu fit dan ndak jadi gemuk'

'Oh, begitu...'

'Iya dong..'balas saya kemudian. 'Kamu juga begitu. Karena kamu mencintai aku, maka kamu harusnya juga akan memberikan yang terbaik bagiku.'

Eva semakin menatap aku dengan dalam. Sementara riuh teriakan bocah-bocah yang menikmati percikan air kolam samar-samar mengiringi perbincangan kami sore itu.

'Nah, apakah dengan bentuk tubuh yang menggendut nanti adalah bentuk yang terbaik dari mu untuk suami mu??? Jika memang iya, maka berikanlah itu. Tapi, jika tidak, yah...buatlah yang terbaik dengan menguruskannya.'

'..hmmm...'Eva tampak bergeming sambil tetap menjelajah ke seluruh bagian kolam guna mencari kursi yang tak berpenghuni.

'Itu...mereka mau keluar tuh..'kataku setengah berteriak melihat sekeluarga yang sedang berkemas.


Dan, kami pun bergegas menghampiri kursi kosong itu untuk kemudian menutup sore dengan bercengkerama dengan air jernih kolam hingga senja mulai memudar dan menggelap...



-PO-
22.31 WIB
*darisudutkamarnansejukmenjelangkeperaduan
**image courtesy of http://www.beachsidekeywest.com/imagelibrary/HiRes/Resort/CouplePoolside.jpg