12/30/10

ADVENT 4 (2010)


"..Damai itu indah..."
Ini menjadi kisah penutup rangkaian cerita tentang Advent di tahun 2010. Apalagi kalau bukan NATAL!!!

Hampir bisa dipastikan bahwa seluruh manusia Indonesia yang melek pendidikan tahu, seonggok mahluk apa itu natal. Mulai dari definisi natal itu adalah lahir hingga natal yang dikaitkan dengan hari raya umat kristiani.

Bagi saya sendiri, natal itu damai! Kalau tidak ada kedamaian, maka tidak ada natal. Kalau tidak bisa berdamai, maka tidak bisa ber-natal.

Dan ironisnya...saya melalui beberapa ibadah natal (mulai dari malam natal hingga hari natal) di tahun 2010 ini tapi tetap, saya tidak bisa berdamai!

Selamat Natal bagi Anda yang merayakannya! Semoga bukan seremoni natal yang Anda rayakan, melainkan merayakan dan mensyukuri atas kedamaian yang sejati (termasuk memberi damai bagi orang lain). Tuhan berkati!


*dariterminalharap
00:34 WIB

12/17/10

ADVENT 3 (2010)


"Manusia merencanakan, Tuhan mengecewakan..."


Sejatinya adagium yang lazim dikenal adalah "Manusia merencanakan, Tuhan menentukan..". Namun, sekitar tiga hari lalu, seorang kawan berkelakar dengan saya dan melontarkan pelesetan dari adagium terebut sehingga menjadi apa yang dikutip pada awal tulisan ini.

Saya cukup terusik dengan pelesetan kawan tersebut bahkan hingga dini hari yang sangat amat melelahkan ini. Pasalnya, ada yang kurang sreg rasanya dengan lontaran kalimat dari kawan tadi.

Awalnya, kita saling berguarau di akhir acara pengambilan gambar untuk kepentingan sayembara saya yang berikutnya. Berbeda dengan sayembara yang pernah saya ikuti, kali ini banyak sekali kekurangan dalam proses penyelesaiannya. Mulai dari waktu (saya yang sangat padat) hingga kelengkapan tim untuk menyelesaikan keseluruhan materi sayembara yang telah saya konsepkan. Saat itu, saya sempat gamang. "ah..sudahlah..yang penting gua sudah coba yang terbaik.."

Namun, tak dinyana, sang kawan merespon sambil berkelakar, "Iya..ga apa Mas..Kan manusia merencanakan, Tuhan mengecewakan...hahahaha' Saya pun ikut terbahak-bahak. Pasalnya saat itu saya paham betul si kawan ini berusaha membesarkan hati saya dengan cara guyon. Sebab, saya adalah orang yang sangat suka dengan guyon.

Tapi entah mengapa, kalimat itu terus menerus menghantui malam-malam saya. "Apa iya, Tuhan mengecewakan???" bisik saya dalam hati.

Saat ini, seluruh materi sayembara telah rampung. Mulai dari pre-production hingga post-production berhasil saya tuntaskan meski pengorbanannya harus sampai tidak tidur dua malam berturut-turut. Tidak hanya itu, kehidupan sosial saya juga otomatis menjadi terkikis bahkan terpapas habis.

Tadi siang, saya berkirim email dengan panitia penyelenggara sayembara. Pasalnya, sedianya pengumuman pemenang diumumkan tanggal 16 Desember. Nah, karena siang tadi sudah tanggal 17 Desember saya pun mengonfirmasikannya. "Untuk pengumuman video diundur jadi tanggal 18 Desember. Kita juga telah mencantumkannya di website" tulis sang panitia di email balasan tanpa satu kata maaf pun termaktub atas pengunduran jadwal tersebut.

Gundah! Kata yang bisa mewakili perasaan saya saat ini menanti pengumuman tersebut. Saya benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi. Kalau di sayembara sebelumnya saya masih bisa mendapatkan 'kisi-kisi' dari teman saya yang bekerja di tempat penyelenggara sayembara itu. Nah, kali ini situasinya amat sangat berbeda: "I'm totally alone ranger!"

Situasi ini, secara kebetulan, berlangsung pada minggu advent ke-3 tahun 2010. Minggu ke-3 dimana saya dan umat Kristus lainnya diharapkan mempersiapkan diri menyambut kedatangan Kristus dalam perayaan natal ke bumi.

Mempersiapkan diri artinya juga menghilangkan segala keraguan: Tuhan itu ada, hidup, dan mau berkorban demi keselamatan umat-Nya. Nah, di tengah kegundahan ini, saya kembali diingatkan untuk benar-benar berserah menghilangkan segala keraguan yang ada. Bahwa Tuhan itu ada, hidup, dan membawa keselamatan bukanlah sesuatu yang mengecewakan. Ya, bukan suatu hal yang mengecewakan. Pun demikian jika ada pernak-pernik kehidupan yang tidak sesuai dengan yang manusia harapkan, Tuhan tetap ada, hidup dan memberi keselamatan. Artinya, saya dan manusia yang lain juga akan mendapatkan keselamatan meski itu harus melalui sesuatu yang menurut akal manusia berupa ketidaksesuaian dengan harapan.

Sekarang saatnya bagi saya dan Anda mensyukuri tidak hanya atas apa yang telah kita peroleh, namun juga atas apa yang tidak sesuai dengan yang kita rencanakan?

Selamat menyambut hari advent ke-4. Tuhan berkati!!!



*dariterminalkantuk
02:37 WIB

12/5/10

ADVENT 2 (2010)


"...sembahlah dan pujilah Dia! Raja segala raja! .great sunday everyone.."

Begitulah komentar seorang kawan di halaman dinding facebook-nya hari minggu ini. Selintas, tidak ada yang istimewa dari kalimat tersebut. Apalagi di kancah para pelaku jejaring sosial yang cukup aktif memberi komentar terhadap beragam hal-termasuk hari minggu-maka hal itu bisa jadi juga dilakukan oleh para facebook-er lainnya.

Bagi saya, komentar 10 kalimat tersebut sangat berkesan. Itu sebabnya sayapun tak kuasa menahan jemari ini untuk mengetikkan komentar balasan: "Aih..ngeri kalee status Abang kita kali ini...Lanjutkan lah.."

Bisa jadi Anda akan tambah bingung dengan balasan komentar saya tersebut. Pasalnya, ada kata ngeri dan lanjutkan di sana. Dus, ada baiknya saya bercerita sedikit latar belakang hubungan saya dan kawan yang menuliskan komentar tadi.

Mari kita sebut saja si kawan itu "Kumbang". Sama seperti saya, Kumbang ini juga seorang jurnalis. Hanya, bedanya dia jurnalis media cetak dan berposisi strategis (baca: redaktur) sementara saya jurnalis televisi dan hanya menempati posisi 'kasta terendah'. Saya dan Kumbang berkenalan di sebuah karoke (atau karaoke???). Sudah bisa ditebak. Lagu-lagu yang ditembangkan pun pastinya kisaran lagu sekuler-rock n roll tepatnya. Tidak hanya itu. Dalam setiap keriaan kami (berkaroke bersama teman jurnalis lainnya: semua pria) senantiasa dipandu oleh para wanita yang berparas sensual dan berdandan seronok-tentu saja kualitas suara mereka juga tidak lebih baik dari pedangdut orkes keliling.

Nah, kembali ke komentar tadi. Saya pun terkesan dengan komentar itu manakala pada top of mind saya yang terngiang hanyalah lagu sekuler (tentu dengan nuansa suasana sekuler pula) yang biasa dilagukan oleh sang kawan tadi. Sebagai tambahan informasi, si Kumbang juga mengaku pengikut Kristus.

Saya tidak begitu paham apa latar belakang dari kawan tadi dalam menuliskan komentar tersebut. Pasalnya, saya tidak bertanya lebih jauh kepadanya. Namun yang pasti, kemunculan komentar itu bukan di hari minggu biasa. Tapi minggu ini adalah minggu Advent ke-2 (minggu ke-2 dalam menantikan peringatan lahirnya sang Juruselamat).

Nah, ketika saya menanggapi komentar dengan "ngeri" tadi sejatinya saya agak terkejut. Ternyata, seorang kawan yang saya kenal biasa hanya melantunkan lagu-lagu sekuler juga akrab dengan lagu rohani seperti yang dia tuliskan dalam komentarnya.

Minggu advent 2 di gereja yang saya sambangi tadi pagi bertemakan "Tuhan datang untuk menyelamatkan kita". Secara singkat, benang merah dari masa penantian akan kelahiran itu berujung pada keselamatan manusia. Ya, Tuhan datang ke dunia untuk menyelamatkan. Dan, karena kita telah diselamatkan maka sudah selayaknya kita bersyukur dan berterimakasih.

Hebatnya, dalam komentar sang kawan tadi, menurut saya telah mengejawantahkan rasa syukurnya: "..Sembahlah dan pujilah dia.." Itu juga yang menjadi alasan saya menimpali dengan komentar: "...lanjutkan..."

Sekarang, pujian sudah diangkat. Syukurpun telah dinyatakan. Namun, masa penantian masih terus akan bergulir (ini seiring belum benar-benar datangnya kembali sang Juruselamat ke bumi. Natal, hanyalah menjadi sebuah hari penanda yang diperingati sebagai tonggak kelahiran datangnya sang Juruselamat itu). Sama seperti komentar saya ke Kumbang tadi untuk melanjutkan, maka kini saatnya saya juga harus melanjutkan rasa syukur tersebut.

Selamat menantikan kedatangan Kristus dalam masa advent 3!

Tuhan berkati!


*dariterminalsyukur
02:53 WIB