5/13/13

Kisah tentang henpon

Seberapa penting henpon alias telepon seluler bagi Anda? Penting. Bahkan teramat penting. Bisa jadi demikian. Apalagi bila menyimak jawaban seorang mahasiswi ketika ditanya dosennya, "Mana KHK-mu (baca: Kartu Hadir Kuliah-sebuah kartu absensi yang wajib dibawa mahasiswa setiap mengikuti perkuliahan untuk kemudian ditandatangani oleh dosen yang mengampu kuliah tersebut)?"

"Lupa, Pak.." jawab mahasiswi itu sambil tersipu-sipu malu.

"Kalau henpon-mu, bawa kan?"

"Hehehe..bawa, Pak"

"Bagus!" timpal sang dosen menutup dialognya dengan mahasiswi tadi.

Begitulah. Sebuah alat komunikasi seluler sudah jadi barang wajib yang tak boleh luput ditenteng ke manapun. Pernah sekali seorang kawan berujar, "Handphone itu sekarang-sekarang ini sudah jadi pasangan kedua dalam hidup kita, Bro.."

Yang namanya pasangan, biasanya selalu ingin yang terbaik. Yah, terbaik dalam segala hal. Kualitas tentu saja. Begitu juga dengan henpon. Orang berlomba-lomba dapatkan kualitas henpon yang terbaik. Meski, dengan berbagai cara.

Tadi siang, saya terkesima dengan telepon genggam baru rekan kerja di kantor (sebenarnya secara struktural kawan ini berada di bawah saya, namun demi menjaga stabilitas pertemanan, saya memilih menyebutnya dengan rekan kerja saja..heuheuheu..) Paling tidak, saya baru melihat jenis henpon yang sedang ia genggam itu. "Ini iPhone 4, Pak" katanya ketika saya tanya jenis telepon seluler yang baru saya lihat itu.

iPhone 4 **


Keren. Saya mencoba membandingkan dengan telepon seluler milik saya. Ah, agak minder jadinya. Maklum, milik saya hanyalah sebuah telepon genggam merek Nokia seri....hm, maaf saya lupa. Terlalu jadul untuk diingat. Pokoknya, bukan telepon pintar dan hanya bisa sesekali telepon, seringkali sms. Ups, maaf terbalik. Maksudnya, seringkali telepon, sesekali sms (sebab, dengan layanan operator yang saya ikuti: pascabayar, telepon kapanpun dan ke manapun bukan lagi hambatan seperti yang acap dirasakan oleh mereka yang berlangganan operator telepon prabayar).

Satu hal yang membuat saya cukup berbesar hati adalah telepon milik saya itu saya dapat dalam kondisi fresh from the oven. Baru. Masih disegel. Sementara, iPhone 4 sang kawan tadi, "Saya beli second di Kaskus, Pak tiga hari yang lalu". Wuah, kalau ukuran henpon sebagai pasangan dilihat dari baru atau bekasnya barang itu, kira-kira gimana ya perasaan pasangannya? hmmm....





-PO-
140513
00.10 WIB
*darisudutkamaryangsejuk
**image courtesy of  http://www.macmyth.com/2011/04/iphone4-arrives-in-india.html

No comments:

Post a Comment