5/15/13

Perihal Senyum

Children learn to smile from their parents (Shinichi Suzuki)

Saya paling suka tersenyum. Aneh? Bisa jadi. Tapi, dengan senyum yang mengembang di bibir saya, ada rasa positif yang membuncah di dalam diri ini. 

Setali tiga uang dengan itu, beberapa ahli psikologi juga mencatat bahwa salah satu manfaat senyum adalah bisa membantu orang tetap positif. Itu belum seberapa. Ahli psikologi lain Walsh & Hewitt (1985) bahkan bicara soal senyum dari sisi yang lebih menarik. Soal ketertarikan antara pria-wanita tentu saja. 'Pada wanita yang menatap pria tepat di matanya, maka ia berpeluang 20% untuk didekati. Namun, jika tatapan itu dibumbui dengan senyuman maka akan ada 60% peluang dia disambangi oleh pria tersebut,' begitu paparnya.

Memang, senyum seperti misteri yang berdampak luas. Termasuk juga dampak negatif? Hmm..ada baiknya saya longkapi soal yang negatif itu. Rasanya kok jadi bagaimana, begitu...Hayo senyum dulu dong :)

Nah, soal manfaat senyum dan dampak positif senyum inilah yang mendorong saya dan istri merangsang Enet Le Miracle, sang buah hati untuk tersenyum. Selasa malam (14/05/2013) menjadi hari bersejarah bagi keluarga kecil kami. Sebab, di malam itulah saya dan istri mendapatkan kejutan dari anak kami. 

"Enet...hayo, senyumnya mana?" goda saya ke sang buah hati.

"Iya, Enet. Senyum dong.." timpal mamaknya sedetik kemudian.

Dan...


Enet Le Miracle tersenyum ketika difoto dengan kamera  handphone.


Kami sontak teriak kegirangan. Karena Enet, yang tanggal 19 Mei nanti genap berusia 2 bulan, memberikan kami senyuman. Meskipun itu hanya berlangsung kurang dari 10 detik. Tapi, paling tidak senyumnya membawa rasa positif di tengah-tengah keluarga kami.

Senyum yang perdana ini seolah mengamini apa yang dikatakan oleh dokter anak ternama, David Geller, "First social smile may appear as early as 6 weeks, but it's unlikely to be a regular feature for quite a while. Generally, babies smile readily by 12 weeks, and by 6 months most smile ecstatically at the people they know best."

Ah, senyum acap berkorelasi dengan sesuatu yang positif. Tapi, perlu diwaspadai. Jika saya dan Anda tiba-tiba saja atau bahkan seringkali tersenyum tanpa alasan yang jelas, ada baiknya segera menghubungi psikolog atau bahkan pskiater terdekat..hehehe.senyum dulu dong :)



-PO-
*darisudutkamaryangsejukdenganditemaniistridansibuahhati
150513
23.10 WIB


No comments:

Post a Comment