MALAM baru saja mengambil perannya, menggantikan senja di Masjid
Baitussolihin, Jalan Bahayangkara nomor 1, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang,
Senin 7 Oktober 2013; ketika Ratu Atut Chosiyah menggelar istiqasah atau
pengajian bersama ribuan warga Banten.
Doa dan shalawat pun dinaikkan secara bersama.
Tujuannya satu! Ada sebuah keajaiban yang hinggap. Ya, paling tidak mukjizat
itu berwujud rasa damai di hati yang gundah pasca ditetapkannya Tubagus Chaeri
Wardana alias Wawan -sang adik kandung Atut- oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK). Wawan memang sedang tersandung kasus suap kepada Ketua Mahkamah
Konstitusi non-aktif Akil Mochtar.
Tentu, bukan Tuhan yang tertidur manakala
doa-doa seolah tak mujarab. Tapi, memang naturalitas dari doa itu sendiri yang
tak bisa dipaksakan, bahwa doa tidak akan mengubah Tuhan (dalam membuat
keputusan). Tapi, doa, sejatinya, justru merubah manusia yang memanjatkannya.
Begitu sabda Soren Kierkegaard, seorang filsuf kenamaan dari Denmark.
Walhasil, alih-alih merasakan damai di hati,
Ratu Atut malah menjadi shock manakala KPK juga menetapkan
sang gubernur Banten ini menjadi tersangka dalam kasus korupsi dugaan suap
sengketa pemilihan kepala daerah di Lebak, Banten, pada Selasa (17/12).
Sementara itu di tempat lain berjarak ribuah
kilometer, malam juga masih menggelayuti stadion Zeyar Thiri, di Naypyidaw,
Myanmar, Sabtu (21/12). Meski ada ribuan orang saling bersorak menyemangati
finalis sepakbola, Indonesia-Thailand di ajang Sea Games ke 27 ini, tapi itu
tak cukup menyemarakkan stadion yang berkapasitas 30 ribu penonton itu.
Paling tidak, banyaknya bangku kosong yang
tampak dari layar kaca SCTV, ini membuktikan kurang semaraknya suasana di
negeri tanah emas itu.
Seolah ingin turut menyemarakkan ajang final
sepak bola Sea Games 2013 tersebut, saya sekeluarga malah membuat keriuhan
tersendiri di rumah. Ayahanda saya sibuk melontarkan komentar setiap kali
timnas U-23 gagal menembakkan bola ke gawang Thailand dengan tepat.
“Itu mereka apa ngga' pernah
berlatih menembak jarak jauh, ya? Kok tembakannya
melenceng melulu sih?”
Saya sendiri, coba buat keriuhan kecil dengan
celetukan-celetukan kekecewaan melihat kerja sama timnas U-23 yang tak sebaik
para juniornya di timnas U-19 dalam mengolah ‘si kulit bundar’.
Lain cerita dengan sang ibu. Tidak ada
komentar yang terlontar dari mulutnya manakala Yohanes Pahabol dkk seperti tak
berdaya menembus pertahanan timnas Thailand. Namun, ibu malah sibuk mengucapkan
nama Tuhan Allah memohon kemenangan bagi pasukan ‘merah-putih’.
Beliau seolah mengamini ajakan sang pembawa
acara siaran langsung tersebut, mendoakan timnas agar menang dalam ajang
bergengsi se-Asia Tenggara ini. Mulutnya pun kerap berkomat-kamit, tetapi mata
tetap fokus menonton siaran langsung.
Asa masih digantungkan ke langit, manakala
asisten wasit pertandingan mengangkat papan informasi tambahan waktu yang
menandakan pertandingan akan segera berakhir dalam empat menit ke depan.
Keadaan saat itu Indonesia tertinggal 0-1 lewat gol Sarawut Masuk.
Sayangnya, doa juga seakan enggan memberikan skill tambahan
bagi pemain Indonesia. Bagaimana tidak, seorang Diego Michiels pun masih kerap
melakukan kesalahan elementer: passing antar-pemain!
Tidak tanggung-tanggung! Paling tidak, dua
kali pemain naturalisasi, yang dianggap lebih hebat dari pemain lokal ini
memberikan umpan kepada pemain cadangan yang berada di luar lapangan.
Ya, Michiels justru membuang bola keluar
lapangan bukan memberikan ke temannya yang sudah bersiap menerima umpan dan
kemudian memberikan keuntungan kepada pemain Thailand, alih-alih mengejar
ketertinggalan timnya sendiri.
Kekalahan sepertinya melekat dengan timnas
U-23 maupun senior. Entah sampai kapan tradisi kalah dalam ajang sepak bola
internasional berhasil diputuskan oleh mereka.
Hanya Tuhan yang Maha Agung pemilik jawaban
itu. Saya, Anda, dan semua penikmat sepak bola Indonesia hanya bisa berharap
dan berdoa. Semoga, kekalahan 1-0 dari Thailand di Sea Games kali ini bukanlah
musibah.
Ya, musibah seperti yang diucapkan oleh Ratu
Atut manakala keluarganya ‘kalah’ dari KPK dalam kasus dugaan korupsi.
-PO-
*tulisan ini dimuat oleh boladoang.com
**Gambar diunduh dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/12/12/19/mf9ute-diego-michiels-terancam-hukuman-9-tahun-penjara
**Gambar diunduh dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/12/12/19/mf9ute-diego-michiels-terancam-hukuman-9-tahun-penjara