11/3/12

Tetes Air Mata




Malam ini air mataku kembali menetes...


Bukan!

Air mata ini bukan menetes karena aku tidak dapat membelikan mobil untuk istriku.


Bukan!

Air mata ini bukan pula menetes karena penyesalan akan kesalahanku.


Bukan!

Ini juga bukan air mata kesedihan karena melihat dan merasakan tingkah polah seorang kakak kandung yang  tidak peduli pada adiknya yang sedang hamil 4 bulan. Atau, bukan juga karena ada seorang ibu mertua yang tidak menyuguhkan atau bahkan sekadar menawarkan makan malam kepada menantunya yang akan memberikan dia cucu pertama.


Lagi-lagi Bukan!

Tetesan air mata ini bukan karena mengingat sikap orang-orang 'kecil' seperti kenek kopaja yang tega membohongi penumpangnya hanya demi mendapatkan uang 4 ribu rupiah. Atau, sikap sopir mikrolet yang membalas keluhan penumpangnya dengan jawaban: 'Sana! Naik  taksi saja kalau tidak mau rasakan gaya nyetir ini..'


Bukan, untuk kesekian kalinya!

Air mataku jatuh dari pelupuk mata bukan karena mengenang betapa bobroknya dunia pendidikan khususnya di tingkat universitas. Seorang profesor berani mengoreksi dan menyalahkan mahasiswanya sementara dia sendiri tidak berani mengakui bahwa dirinya tidak punya Satuan Acara Perkuliahan yang jelas.


Bukan dan bukan!

Leleran air mata ini bukan untuk menyalahkan Tuhan atas kondisi yang sepertinya tidak adil. Seorang kawan-orang Indonesia asli-mendapatkan banyak pujian baik secara verbal maupun simbol-berbentuk jempol-lewat media Facebook atas foto bergambar kepala dengan jahitan setengah melingkar di sana yang disertai tulisan: 'What I got from the second brain surgery :)) — at MRCCC Siloam Hospital'sementara, seorang bocah, anak kuli bangunan, tergolek tak berdaya di kamar 2 lt 207 RS St. Carolus, Jakarta, karena menahan penderitaan kanker ganas yang menyebabkan perutnya membuncit melebihi 5 kali ukuran kepalanya. Dia tidak mendapatkan apa-apa selain Astaghfirullah.


Namun, malam ini air mataku kembali menetes...

Sebab, Tuhan menyadarkanku akan semua yang terjadi. Baik dan buruk dipakai untuk kemuliaan nama-Nya. Begitu juga dengan aku.





-PO-
02:13 AM
*darisudutkamarnandingin
**image courtesy of: http://4.bp.blogspot.com/-1OrexN3qNh8/Tidu8QAhDNI/AAAAAAAAAZ4/juJK1r5E-QA/s1600/teardrop.jpg






8/22/12

Suatu Sore di Pinggir Kolam Renang..






Sore itu (22/08/2012) terlalu indah untuk dilewatkan. Bukan hanya senja yang memikat hati tetapi juga hari terakhir libur yang harus dinikmati bersama. Ya, libur bersama antara saya dan dua belahan jiwa lainnya memang telah berlangsung sejak HUT Proklamasi RI ke-67 hingga  hari raya Idul Fitri 1433H. Kami beruntung bisa turut merasakan rangkaian hari libur itu. Tidak tanggung-tanggung, seminggu penuh kami nikmati cuti gratis pemberian kantor kami masing-masing.

Kolam renang! Itulah tempat yang kami pilih menutup rangkaian liburan ini. Letaknya ada di dalam area apartemen Gardenia Boulevard di kisaran Pejaten, Jakarta Selatan. Tidak terlalu besar memang. 'Kolam renang kami ukuran semi-olimpic' begitu aku dari pengelola apartemen seperti yang tertera di poster di depan pintu masuk apartemen. Ya, itu sudah lebih dari cukup menjadi destinasi kebersamaan kami.

Jus jeruk dan camilan yang telah kami siapkan serasa ingin mengimbangi keserasian kami bertiga di tepian kolam sore itu. Di tambah lagi, air kolam yang cukup jernih memunculkan hasrat romantisme tersendiri, jika boleh disebut itu sebagai romantisme. Namun sayang, kursi-kursi di tepian kolam tidak mampu menampung pengunjung yang datang di sore yang cerah itu. Bisa jadi para pengunjung kolam berpikiran sama dengan kami: hendak menikmati senja nan indah di hari terakhir masa libur.    

'Bang..kita duduk di sini aja lah dulu menunggu orang-orang itu selesai renang..'kata Eva istriku yang sejurus kemudian meletakkan barang bawaan kami di satu sudut kolam mengarah ke ruang fitness.

'Oh, iya..kayaknya sebentar lagi juga ada yang udahan tuh,'timpal ku kemudian sambil melihat-lihat gelagat pengunjung yang hendak hengkang dari kursi mereka.

Dan, mata kami pun secepat kilat tertumbuk pada wanita yang melintas di depan kami. Tingginya saya duga tidak lebih dari 165cm. Tapi, berat badannya...hmm...saya pikir berat badan kami bertiga dikalikan dua pun masih tidak mampu menyamai berat badan wanita bule itu.

'Kok, ada yah bule yang nggak urus badan kayak gitu..'celetuk Eva.

'Hmm..mungkin itu bule kere. Sehingga ia tidak cukup mampu beli makanan bergizi yang sesuai dengan pola makan diet buat tubuh,'jawabku sekenanya saja sambil melirik wanita di sudut lain dengan tubuh yang sintal dengan bikini warna merah bermotif polkadot di bagian dada.

'Trus, Bang...kalau nanti aku setelah melahirkan badannya kayak gitu, kamu selingkuh ndak?'

'Ya, ndak lah..'timpalku seraya menatap wajahnya yang cukup datar namun tetap memancarkan kecantikan yang alami.

'Masak, sih???'godanya kemudian.'Memangnya kenapa?'

'Loh..aku kan cinta kamu, tho..'

'Lalu..'

'Iya..karena aku cinta kamu maka aku akan memberikan yang terbaik untuk mu,'jelasku dengan bersemangat. 'Bukan memberikan selingkuh, tapi memberikan motivasi dan menemani kamu untuk olah raga  supaya bodi kamu fit dan ndak jadi gemuk'

'Oh, begitu...'

'Iya dong..'balas saya kemudian. 'Kamu juga begitu. Karena kamu mencintai aku, maka kamu harusnya juga akan memberikan yang terbaik bagiku.'

Eva semakin menatap aku dengan dalam. Sementara riuh teriakan bocah-bocah yang menikmati percikan air kolam samar-samar mengiringi perbincangan kami sore itu.

'Nah, apakah dengan bentuk tubuh yang menggendut nanti adalah bentuk yang terbaik dari mu untuk suami mu??? Jika memang iya, maka berikanlah itu. Tapi, jika tidak, yah...buatlah yang terbaik dengan menguruskannya.'

'..hmmm...'Eva tampak bergeming sambil tetap menjelajah ke seluruh bagian kolam guna mencari kursi yang tak berpenghuni.

'Itu...mereka mau keluar tuh..'kataku setengah berteriak melihat sekeluarga yang sedang berkemas.


Dan, kami pun bergegas menghampiri kursi kosong itu untuk kemudian menutup sore dengan bercengkerama dengan air jernih kolam hingga senja mulai memudar dan menggelap...



-PO-
22.31 WIB
*darisudutkamarnansejukmenjelangkeperaduan
**image courtesy of http://www.beachsidekeywest.com/imagelibrary/HiRes/Resort/CouplePoolside.jpg










7/29/12

How does it feel to be a parent?


Well..

I ask that question as many might wonder the same question in their daily life.

Yup, it has been a question in my mind whenever I was given a TestPack result by my wife last night.

I saw it inform a two-bar indicator. One is clearly noticed while the rest is shadowing.

Then, suddenly hesitation surrounded both of us.

However, it was not taking so long until we finally checked to the lab in order to lessen our doubtfulness.
 
And...

Praise the Lord!!!

Eva and I will soon gonna be a couple of parents. Indeed, lab's result has confirmed about it.

But then again, I am wondering...

How does it feel to be a parent...?



-PO-
*fromthefaithfulness
**Image courtesy of http://www.anemptybasket.com/blog/wp-content/uploads/pregnant-mother.jpg
21:33 WIB
290712

6/27/12

Portugal, Juara Piala Eropa 2012


Dalam hitungan jam pluit wasit tanda dimulainya babak semifinal Piala Eropa 2012 akan segera berbunyi. Seru? Pasti. Ndak percaya? Tengok aja Facebook Anda. Atau bahkan twitter dan sederet jenis media sosial lainnya. Semuanya disemarakkan oleh pernak pernik piala Eropa 2012, khususnya menjelang dua pertandingan semifinal ini.

Gua juga begitu. Ikutan merasa seru pastinya. Bahkan sangkin serunya, di tengah 'nafsu' mengerjakan paper kuliah media massa dan masalah-masalah sosial masih sempat buka blog. Trus, tulis keisengan ini deh... heuheueheu

Buat gua, seru di dunia bola itu banyak ragamnya. Mulai dari sekadar ngemengin bola, ikutan main bola, nonton bola bareng, atau sampai taruhan bola...Dan, akan semakin seru sebenarnya kalau gua partisipasi di semua ragam itu. Sayang, saat ini gua hanya bisa ngemengin bola doang, euy... Sebab, gua itu sudah cidera lutut kanan. Jadi, ndak boleh lagi maen bola. Trus, soal judi alias taruhan bola...hmmm, udah insap euy...heuheuheu..Sekarang, saatnya ngemengin aja lah yak...

Yuks, gua mulai aja ngemengin bola piala Eropa kali ini dengan prediksi. Ya, seperti kita tahu semua bahwa di semifinal ini hanya tersisa empat tim saja. Portugal versus Spanyol-yang akan saling 'terkam' sebentar lagi dan Jerman kontra Itali-yang akan dapat jatah tanding esok hari. Dan, rata-rata pengamat bola-mulai dari kelas amatir ala warung kopi sampai yang katanya pengamat bola profesional ala televisi berita nasional yang provokator-menjagokan Jerman akan bertemu Spanyol di partai puncak.

Tapi, soal juara..yaaaahhh fifty-fifty lah, kalau kata pengamat bola beneran...heuheu.. Paling ndak, jumlah yang  jagoin Jerman jadi juara dengan yang jagoin Spanyol bisa dibilang sama. Tapi, harap diingat loh ya..ini bukan data statistik. Ini hanya KEISENGAN semata!.Jadi, soal jumlah juga hasil keisengan mantau-mantau orang-orang yang pada nge-bacot soal siapa juara piala Eropa kali ini...

Nah, kalau gua, beda lagi. 'hmmm...analisa menarik. Tp, kok rasanya Portugal-Italia akan jadi penutup ;)' begitu gua tulis ketika membalas twitter seorang kawan siang hari tadi (27/06/2012). Yup, gua malah memprediksikan Portugal lah yang nantinya akan jadi jawara di turnamen ini.

Alasannya??? Sederhana saja! Menurut gua, hanya tim-tim yang pernah merasakan getirnya pertandingan di babak penyisihan grup lah yang berpotensi besar jadi juara. Nah, soal getir ini ada maknanya pula. Tim-tim yang pernah merasakan getirnya pertandingan penyisihan grup adalah mereka yang pernah dapat hasil seri atau bahkan kalah ketika bertanding di babak grup.

Jadi, sekarang, coba kita lihat ke-empat tim peserta semifinal. Kira-kira siapa saja yang termasuk dalam kualifikasi tim yang pernah rasakan getir? hmmmm...Secara otomatis bisa kita jawab, Jerman menjadi tim yang paling sempurna ketika masa penyisihan grup. Nah, kalau melihat itu, secara teori (yang gua buat atas dasar keisengan) Jerman sudah pasti tidak akan melaju ke final.

Sekarang, tinggal ada Portugal, Itali, dan Spanyol. Nah, dari ke-tiga tim ini. Itali dan Spanyol sama-sama pernah seri. Namun, mereka belum pernah kalah. Sementara Portugal??? Baru juga main pertandingan pertama kontra Jerman, doi sudah keok, meski hanya 0-1.

Jadi, kampiun piala Eropa 2012 ini gua prediksi akan direngkuh oleh anak-anak Portugal. Begitu ceritonyo...heuheueheu


Tapi tenang... Jangan pula naik pitam jika beda pendapat dengan analisa iseng gua ini. Kasih dulu senyum manis itu. Masak kalah sama Mas Anas Urbaningrum yang masih mau beri senyum manisnya ke ratusan media yang siap 'mengganyang' doi ketika muncul di KPK tadi siang, sih...heuheuheu

Oh iya, untuk diketahui. teori prediksi gua tadi ada justifikasinya loh. Setelah gua telusuri data-data berbagai turnamen sepak bola internasional, ada satu kecenderungan yang sering luput dari amatan orang. Ternyata, kecenderungan itu adalah tim juara di turnamen tertentu biasanya tidak pernah mengukir rekor menang terus sepanjang turnamen berlangsung. Bahkan, mereka-mereka yang juara itu sering kali adalah tim-tim yang pernah kalah di babak penyisihan grup.

Ora percoyo??? Coba cek aja sendiri. Paling tidak, Yunani (jawara piala Eropa 2004) pernah sekali kalah di penyisihan grup. Sementara Spanyol sendiri, sebagai jawara piala Eropa 2008 meski tak pernah kalah tapi pernah merasakan hasil seri di penyisihan grup.

Kalau kita ke ajang piala Dunia, ternyata trennya juga serupa. Tahun 2006, Itali jadi juara Dunia setelah pernah seri di babak penyisihan. Trus, di tahun 2010, Spanyol harus kalah dulu di babak grup baru jadi juara di partai final dengan mengalahkan Belanda (0-1).

Bisa jadi, Anda masih ndak percaya dengan teori 'iseng' ala gua tadi. Trus, Anda malah nanya, 'ah, itu mah bisa-bisa lu aja ambil contoh dua ajang bola di dua periode terakhir. Gimana dengan catatan di tahun-tahun sebelumnya? Sama juga ngga trennya? Jangan ngemeng doang dungs...'

Maka, gua pun akan jawab keraguan Anda dengan mengutip balasan twitter teman yang tadi siang gua komentarin, 'we'll see lah...' heuheuheu...

Selamat menikmati semifinal dan final piala Eropa 2012... ;)




-PO-
23:19
*darikeisengansudutkamarnandingintapitetepbanyaknyamuk
** image courtesy of  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBPPupV-5d5kX5dTqf1KZeZzzq6mNl2C60E4Gt9BgYoDM6yi7HWzkZDnFzI2d_WYqqzfKV-k_CD88am_BOYpbzvhbNJGb-YUe-BW59KBoRRiWhHBkPLziZYsCYAZCoBH0ezP2kn7lKVyuT/s1600/logo+euro+d.jpg

  
 

5/9/12

Surat dari tateri.com

Salam Terang!
Tepat di hari pendidikan nasional atau Hardiknas 2012, kami, tateri.com hadir di tengah-tengah Anda semua. Tateri.com mencoba mensinergikan ‘roh’ peringatan hari pendidikan nasional sebagai simbol pencerahan dengan visi tateri.com itu sendiri, yaitu menerangi bukan hanya bangsa Indonesia tetapi juga dunia ini melalui beragam cerita yang disajikan dalam format video. Melalui video kami mencoba menggali berbagai cerita menarik yang dimiliki oleh setiap individu. Sebab, kami percaya bahwa setiap individu-baik itu dari kalangan bawah, menengah, ataupun atas-sejatinya memiliki cerita yang sangat menarik dan dapat menginspirasi orang lain ke arah perubahan yang lebih baik. Ya, inspirasi! Kata itu yang mengilhami lahirnya tateri.com ini. Kami ada juga karena terinspirasi dari berbagai format saluran atau media yang bisa jadi sudah lebih dulu eksis. Namun, kami berbeda dengan yang lainnya. Pasalnya, kami mencoba memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada individu yang memiliki cerita menarik. Ya, kami menyajikan video cerita individu dari sudut pandang individu tersebut. Dengan kata lain, kami mencoba membawa lebih dekat individu-individu dengan beragam cerita menarik yang mereka miliki ke dalam kehidupan Anda sekalian. Selain berbagai cerita melalui format video, kami juga menyajikan informasi melalui tulisan dan foto. Tentu saja, porsinya tidak melebihi cerita video yang ada. Meski begitu, kami bukanlah sebuah portal berita. Sesuai dengan namanya, tateri.com merupakan kependekan dari talang terang Indonesia. Dus, kami mencoba menjadi talang atau saluran. Memang, biasanya kata talang dipadupadankan dengan kata air. Namun, kami mencoba sesuatu yang lain. Talang kami padukan dengan terang. Harapannya, talang ini dapat menjadi saluran yang menerangi kehidupan kita semua. Alih-alih penggunaan kata Indonesia, itu terkait dengan status kami para pengusung tateri.com yang semuanya berkebangsaan Indonesia. Berbekal harapan itulah tateri.com memberanikan diri hadir di tengah dunia ini. Bukan ingin menjadi besar, redup, dan kemudian mati; namun kami ingin menjadi sesuatu yang berguna dan dapat menerangi seisi dunia ini. Oleh sebab itu, bagi Anda yang punya pandangan yang sama, kami akan dengan senang hati untuk bekerja sama demi terangnya dunia… Salam Terang! Jakarta, 2 Mei 2012 Pir Owners Koordinator tateri.com pirowners@tateri.com

3/21/12

BBM DISUBSIDI ADALAH OMONG KOSONG



Percakapan antara Djadjang dan Mamad
Oleh Kwik Kian Gie

Pemerintah berencana tidak membolehkan kendaraan berpelat hitam membeli bensin premium, karena harga Rp. 4.500 per liter jauh di bawah harga pokok pengadaannya. Maka pemerintah rugi besar yang memberatkan APBN.

Apakah benar begitu ? Kita ikuti percakapan antara Djadjang dan Mamad. Djadjang (Dj) seorang anak jalanan yang logikanya kuat dan banyak baca. Mamad (M) seorang Doktor yang pandai menghafal.

Dj : Mad, apa benar sih pemerintah mengeluarkan uang tunai yang lebih besar dari harga jualnya untuk setiap liter bensin premium ?

M : Benar, Presiden SBY pernah mengatakan bahwa semakin tinggi harga minyak mentah di pasar internasional, semakin besar uang tunai yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengadakan bensin. Indopos tanggal 3 Juli 2008 mengutip SBY yang berbunyi : “Jika harga minyak USD 150 per barrel, subsidi BBM dan listrik yang harus ditanggung APBN Rp. 320 trilyun. Kalau USD 160, gila lagi. Kita akan keluarkan (subsidi) Rp. 254 trilyun hanya untuk BBM.”

Dj : Jadi apa benar bahwa untuk mengadakan 1 liter bensin premium pemerintah mengeluarkan uang lebih dari Rp. 4.500 ? Kamu kan doktor Mad, tolong jelaskan perhitungannya bagaimana ?

M : Gampang sekali, dengarkan baik-baik. Untuk mempermudah perhitungan buat kamu yang bukan orang sekolahan, kita anggap saja 1 USD = Rp. 10.000 dan harga minyak mentah USD 80 per barrel. Biaya untuk mengangkat minyak dari perut bumi (lifting) + biaya pengilangan (refining) + biaya transportasi rata-rata ke semua pompa bensin = USD 10 per barrel. 1 barrel = 159 liter. Jadi agar minyak mentah dari perut bumi bisa dijual sebagai bensin premium per liternya dikeluarkan uang sebesar (USD 10 : 159) x Rp. 10.000 = Rp. 628,93 – kita bulatkan menjadi Rp. 630 per liter. Harga minyak mentah USD 80 per barrel. Kalau dijadikan satu liter dalam rupiah, hitungannya adalah : (80 x 10.000) : 159 = Rp. 5.031,45. Kita bulatkan menjadi Rp. 5.000. Maka jumlah seluruhnya kan Rp. 5.000 ditambah Rp. 630 = Rp. 5.630 ? Dijual Rp. 4.500. Jadi rugi sebesar Rp. 1.130 per liter (Rp. 5.630 – Rp. 4.500). Kerugian ini yang harus ditutup oleh pemerintah dengan uang tunai, dan dinamakan subsidi.

Dj : Hitung-hitunganmu aku ngerti, karena pernah diajari ketika di SD dan diulang-ulang terus di SMP dan SMA. Tapi yang aku tak paham mengapa kau menghargai minyak mentah yang milik kita sendiri dengan harga minyak yang ditentukan oleh orang lain ?

M : Lalu, harus dihargai dengan harga berapa ?

Dj : Sekarang ini, minyak mentahnya kan sudah dihargai dengan harga jual dikurangi dengan harga pokok tunai ? Hitungannya Rp. 4.500 – Rp. 630 = Rp. 3.870 per liter ? Kenapa pemerintah dan kamu tidak terima ? Kenapa harga minyak mentahnya mesti dihargai dengan harga yang Rp. 5.000 ?

M : Kan tadi sudah dijelaskan bahwa harga minyak mentah di pasar dunia USD 80 per barrel. Kalau dijadikan rupiah dengan kurs 1 USD = Rp. 10.000 jatuhnya kan Rp. 5.000 (setelah dibulatkan ke bawah).

Dj : Kenapa kok harga minyak mentahnya mesti dihargai dengan harga di pasar dunia ?

M : Karena undang-undangnya mengatakan demikian. Baca UU no. 22 tahun 2001 pasal 28 ayat 2. Bunyinya : “Harga Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi diserahkan pada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar.” Nah, persaingan usaha dalam bentuk permintaan dan penawaran yang dicatat dan dipadukan dengan rapi di mana lagi kalau tidak di New York Mercantile Exchange atau disingkat NYMEX ? Jadi harga yang ditentukan di sanalah yang harus dipakai untuk harga minyak mentah dalam menghitung harga pokok.

Dj : Paham Mad. Tapi itu akal-akalannya korporat asing yang ikut membuat Undang-Undang no. 22 tahun 2001 tersebut. Mengapa bangsa Idonesia yang mempunyai minyak di bawah perut buminya diharuskan membayar harga yang ditentukan oleh NYMEX ? Itulah sebabnya Mahkamah Konstitusi menyatakannya bertentangan dengan konstitusi kita. Putusannya bernomor 002/PUU-I/2003 yang berbunyi : “Pasal 28 ayat (2) yang berbunyi : “Harga Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi diserahkan pada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.”

M : Kan sudah disikapi dengan sebuah Peraturan Pemerintah (PP) ?

Dj : Memang, tapi PP-nya yang nomor 36 tahun 2004, pasal 27 ayat (1) masih berbunyi : “Harga Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi, keuali Gas Bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil, DISERAHKAN PADA MEKANISME PERSAINGAN USAHA YANG WAJAR, SEHAT DAN TRANSPARAN”. Maka sampai sekarang istilah “subsidi” masih dipakai terus, karena yang diacu adalah harga yang ditentukan oleh NYMEX.

M : Jadi kalau begitu kebijakan yang dinamakan “menghapus subsidi” itu bertentangan dengan UUD kita ?

Dj : Betul. Apalagi masih saja dikatakan bahwa subsidi sama dengan uang tunai yang dikeluarkan. Ini bukan hanya melanggar konstitusi, tetapi menyesatkan. Uang tunai yang dikeluarkan untuk minyak mentah tidak ada, karena milik bangsa Indonesia yang terdapat di bawah perut bumi wilayah Republik Indonesia.

Menurut saya jiwa UU no. 22/2001 memaksa bangsa Indonesia terbiasa membayar bensin dengan harga internasional. Kalau sudah begitu, perusahaan asing bisa buka pompa bensin dan dapat untung dari konsumen bensin Indonesia. Maka kita sudah mulai melihat Shell, Petronas, Chevron.

M : Kembali pada harga, kalau tidak ditentukan oleh NYMEX apakah mesti gratis, sehingga yang harus diganti oleh konsumen hanya biaya-biaya tunainya saja yang Rp. 630 per liternya ?

Dj : Tidak. Tidak pernah pemerintah memberlakukan itu dan penyusun pasal 33 UUD kita juga tidak pernah berpikir begitu. Sebelum terbitnya UU nomor 22 tahun 2001 tentang Migas, pemerintah menentukan harga atas dasar kepatutan, daya beli masyarakat dan nilai strategisnya. Sikap dan kebijakan seperti ini yang dianggap sebagai perwujudan dari pasal 33 UUD 1945 yang antara lain berbunyi : ”Barang yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”

Dengan harga Rp. 2.700 untuk premium, harga minyak mentahnya kan tidak dihargai nol, tetapi Rp. 2.070 per liter (Rp. 2.700 – Rp. 630). Tapi pemerintah tidak terima. Harus disamakan dengan harga NYMEX yang ketika itu USD 60, atau sama dengan Rp. 600.000 per barrel-nya atau Rp. 3.774 (Rp. 600.000 : 159) per liternya. Maka ditambah dengan biaya-biaya tunai sebesar Rp. 630 menjadi Rp. 4.404 yang lantas dibulatkan menjadi Rp. 4.500.

Karena sekarang harga sudah naik lagi menjadi USD 80 per barrel pemerintah tidak terima lagi, karena maunya yang menentukan harga adalah NYMEX, bukan bangsa sendiri.

Dalam benaknya, pemerintah maunya dinaikkan sampai ekivalen dengan harga minyak mentah USD 80 per barrel, sehingga harga bensin premium menjadi sekitar Rp. 5.660, yaitu:

Harga minyak mentah : USD 80 x 10.000 = Rp. 800.000 per barrel.
Per liternya Rp. 800.000 : 159 = Rp. 5.031, ditambah dengan
biaya-biaya tunai sebesar Rp. 630 = Rp. 5.660

Karena tidak berani, konsumen dipaksa membeli Pertamax yang komponen harga minyak mentahnya sudah sama dengan NYMEX.

M : Kalau begitu pemerintah kan kelebihan uang tunai banyak sekali, dikurangi dengan yang harus dipakai untuk mengimpor, karena konsumsi sudah lebih besar dibandingkan dengan produksi.

Dj : Memang, tapi rasanya toh masih kelebihan uang tunai yang tidak jelas ke mana perginya. Kaulah Mad yang harus meneliti supaya diangkat menjadi Profesor.



*dikutip dari http://agusnizami.wordpress.com/2012/03/21/kwik-kian-gie-subsidi-bbm-itu-bohong/
**Image courtesy of http://www.wastech.com/uploads/Image/Oil%20and%20Gas_01.jpg

3/15/12

Ihwal Kesal


“Lagi benci? marah, kesal? tumpahin mua kata-kata mu disini”

Ihwal kesal memang beragam dimensinya. Dimulai dari penyebabnya. Lalu, kesal itu sendiri-dengan beragam jenis dan sebutannya, hingga ending atau bahkan solusi dari kesal itu sendiri. Nah, soal yang terakhir ini erat kaitannya dengan kutipan yang saya catut dari sebuah akun Facebook (mohon ijin sebelumnya kepada komunitas pemilik laman tersebut...salam damai dari saya!)

Nama akunnya persis seperti apa yang tertulis di kutipan di atas.
Ternyana.. itu adalah akun yang dibuat oleh sebuah komunitas. Komunitas apa? Wanda..Hamidah..PAN! alias..Wuah..ndak tahu saya… Yang jelas, itu bukan salah satu Balon (bakal calon) Gubernur DKI untuk pilkada Juli mendatang looohhh..Heuheu.. Tapi, yang tertera pada info profile akun itu:

lagi benci? marah? BT? kesal? dsb,,,,,,
TUMPAHIN aja uneg2 Loe semua pade kesini!!!!!!!
teriakiiiiiiiinnnn,,, sekuaT Loe semua,,,

Ah, semakin GaLas, alias nggak jelas identitas akun FB itu. Pikirin amatlah..! Heuheu.. Salah-salah malah bisa buat saya dan Anda jadi kesal..

Tapi tunggu! Setelah saya tengok, kalimat terakhir profile itu menarik juga. ‘…biar hati Loe pada plong! dari pada disimpen aja bikin penyakit!!!!!!!!’

Hmm..ini paling tidak jadi penanda arah si pembuat akun FB. Ya, tujuannya semacam katarsis kalau dalam terminologi psikologi komunikasi. ’Discharge of pent-up emotions so as to result in the alleviation of symptoms or the permanent relief of the condition.’ Begitu orang bule sang penelur konsep katarsis itu coba terangkan dalam bahasa ibunya.

Bisa jadi karena, ya…katakanlah iming-iming keterlepasan beban dari kesal tadi, maka tidak heran sudah ada sedikitnya 1293 orang menyukai laman ini. Terlepas ada perbedaan argumen soal keabsahan penghitungan orang yang mewakili ‘jempol’ penanda suka di laman tersebut..tak perlulah kita perdebatkan. Makin kesal saja nanti…

Kasih dulu senyum itu, ah… :)

Cara lain untuk mengakhiri kekesalan memang tidak hanya didominasi teknologi canggih ala new media itu. Seringkali orang malah cenderung mencoba mengakhiri kekesalannya dengan sesegera mungkin meski itu dipandang sebagai hal yang sangat tidak intelek. Memaki dengan nada tinggi, tentu sudah mafhum. Atau, seperti yang dilakukan Muntazer al-Zaidi kepada George W. Bush pada 2008 silam dengan melemparkan sepatu ke podium di mana Bush sedang menyampaikan pidato kenegaraannya. Al-Zaidi, sang wartawan Irak, ternyata tidak tahan juga dengan gejolak emosi. Mungkin, saat itu dia masa bodo amatan dengan cap wartawan sebagai kaum profesional yang intelek.

Atau, jangan-jangan kekesalan yang sudah teramat memuncak juga dirasa oleh enam mahasiswa asal Bandung yang tegabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa se-Jawa Barat pada Rabu (14/3) kemarin di gedung DPR. Sehingga bak pepatah lama: tak ada rotan akar pun jadi. Tak dapat menurunkan sang presiden yang asli, yah…turunkan fotonya dulu juga tak apa…heuheuheu..

Namun, apes mereka! Bukannya berhasil mencapai tujuan melepaskan kekesalan karena rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM per 1 April 2012 demi dalih efisiensi anggaran, malah jangan-jangan enam calon pemimpin bangsa itu jadi bertambah kesal karena harus jadi tersangka dengan jeratan pasal 170 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang perusakan terhadap sesuatu barang secara bersama-sama.

Hmmm..pikir punya pikir, itulah sebabnya saya sekarang memilih menuliskan berbagai tetek-bengek ihwal kesal ini. Tentu saja, harapannya satu! Ada kelegaan di hati. Sebab, saya juga sedang kesal. Bagaimana tidak, masak uang goceng yang saya letakkan di meja kantor tadi siang raib bak diambil tuyul…


-PO-
darikesalhati
150312
20:50WIB

2/20/12

Merdeka!


Ini dia! Sebuah media baru kembali 'mengudara'. Merdeka.com namanya. Itu adalah portal berita yang mencoba mencari peruntungan dari industri media khususnya media baru (new media).

Di awal kemunculan media yang menggunakan jaringan internet dalam menyebarkan informasi ini terlihat sederhana. Tidak ada foto apalagi video. Semua hanya kata alias teks belaka. Bahkan, kata-demi kata itu pun hanya tertata rapi dalam baris-baris yang memanjar secara vertikal. Tidak ada kotak (box) atau pun desain lain. Semua sangat sederhana.

Pun demikian dengan atribut yang melekat pada tampilan media ini. Layaknya portal berita biasa, sejatinya ada iklan yang bergentayangan di sana. Tentu saja. Iklan diharapkan menjadi penopang utama roda industri terus berputar. Kecuali, itu adalah media yang mendapatkan dukungan dari pihak tertentu sehingga tanpa iklan pun, cuek aja... Namun, tidak demikian dengan Merdeka.com. Di hari perdana penayangan situs berita ini tidak tampak secuil pun iklan di sana. 'Itu masih uji coba..tapi makasih ya,'reaksi sang koordinator liputan redaksi merdeka.com, Anwar Khumeni terhadap ucapan selamat saya di dinding Facebooknya hari ini (21/2).

Ya, bisa jadi saya memiliki teman yang sevisi menanggapi fenomena kemunculan media baru seperti itu. Tapi, mungkin juga ada orang-orang yang menganggap itu biasa. Pasalnya, sudah ada paling tidak 70 situs berita yang berlomba merebut pasar pengguna internet, khususnya di Indonesia. Jadi, itu lumrah saja.

Tapi, ada satu yang menarik. Dalam kesederhanaan dan banyaknya pesaing di pasar yang sama merdeka.com tetap mengudara. Bukan tampilan 'wuah' yang ditonjolkan. Bukan pula kompleksitas informasi yang disajikan. Tapi keberanian 'merdeka' yang saya dan barangkali diamini juga oleh insan lain katakan menjadi pembeda. Ya, meski itu hanya sebuah uji coba, merdeka .com sudah berani untuk 'merdeka'.


-PO-


13:23 WIB
darihasratasayangmembuncah

*foto diambil dari tampilan di komputer pribadi dengan kamera henpon (21/2).

1/22/12

assalamualaikum pak




kepada YTH,
bpk.(pir owners)
di tempat.

saya ...(mari kita sebut saja dia BUNGA) Nim : 0664xxxxx mahasiswa jam 17.00 hari rabu,
bapak untuk ujian tekam bsk tgl 25...saya boleh minta materi jawaban buat uas.
terima kasih bpk...


*Sebuah email yang saya terima di akun email: pir_owners@yahoo.com, pada hari Minggu (22/1) pukul 16:54, dengan judul subject : assalamualaikum pak.
Tertarik berkomentar??? Silakan saja! Asalkan saja, slogan utama harus selalu diingat! 'BEBAS, TAPI SOPAN!!!' ;)



-PO-

00:27 WIB
dalamkosongnya'kampungtengah'

image courtesy of: http://field-negro.blogspot.com/2010/06/youve-got-mail.html

1/11/12

Wanita Asing dan Lika-likunya


Selalu ada yang menarik dalam lika-liku perjalanan hidup ini. Mulai dari bangun tidur kita bisa bernafas lagi. Menguap sejenak, lalu merasakan angin. Suara dan segala unsur semesta lewat indera pun menambah warna lika-liku itu, meski hanya sebatas kondisi terjaga dari lelap.

Bergerak ke aktivitas rutin setiap hari. Berkonflik, lalu berdamai. Atau bahkan hanya sekadar berdramaturgi. Itu jadi bagian lain dari kelok yang namanya hidup. Hingga kemudian raga meletih asa pun dahaga. Ke peraduan kita kembali, seolah jadi penutup bagian dari cerita kehidupan itu.

Dan, tak terasa.....

2012 datang jua. Sedikit terlambat terasa. Terlebih dikaitkan dengan waktu tulisan ini dimunculkan. Itu juga menjadi pemarka bahwa hidup berliku bahkan sedemikian dahsyatnya hingga kini, sudah masuk minggu ke dua di tahun Naga ini.

Seorang kawan baik teman mengampu pun bertukar cerita. Bahwa liku hidup itu sedemikian menarik sehingga ia mendapatkan berkah darinya. 'Yoi, Men..sampe kantor jam sebelasan siang. ngobrol2 sebentar sama kawan di kantor, trus jam 12-an diajak makan siang di luar. Balik lagi ke kantor jam dua-an. Trus mulai bikin script deh buat bahan show-nya si Oom..'cerita sang kawan dengan semangat sambil menikmati sepiring nasi goreng ala mahasiswa di kantin ruang bawah tanah yang pengap karena kepulan asap sigaret yang bingung mencari pintu keluar.

'Nah, untungnye gua jalan sama kawan-kawan tadi pas makan siang. di situ gua kontemplasi. Cari ide dari sekeliling sepanjang perjalanan dari kantor dan ke tempat makan siang.'sambungnya kemudian.

Entah sang kawan ini memang punya ritual berkontemplasi demi memperoleh ide menulis bagi pekerjaannya itu atau semua terjadi begitu saja selayaknya ritual hidup sehari-hari...hmmm..sayang beribu sayang. Saya tak sampai bertanya ke arah sana.

Hidup dan jalan seolah memiliki lika-likunya masing-masing. Mirip-mirip dengan cinta dan benci yang konon berlika-liku hingga kerap bertukar peran. Atau mungkin seperti angkot yang senantiasa berlika-liku dalam setiap tarikan gas sang supirnya. Terlebih bila kejar setoran jadi alasan.

Namun, yang jelas itu angkot malam ini menunjukkan anomalinya. Tidak ada lika-liku di sekitar jam 23 tadi. Pun demikian hampir tidak ada penumpang di deretan bangku belakang angkot bertrayek M16 Kampung Melayu-Pasar Minggu itu. Ya, kecuali saya yang baru saja naik dari jalan Jambul; seorang wanita asing berkerudung warna hitam pekat-yang layaknya wanita-wanita lain yang menumpang angkot-duduk tepat di samping pintu belakang bagian angkot dengan posisi bandan menyorong ke arah luar; dan seorang bocah usia tidak lebih dari 10 tahun yang memilih menyudut di belakang angkot Kijang deretan sang supir.

Saya sendiri memilih duduk merapat ke arah bocah yang tampak kusam dan bertelanjang kaki itu. 'Aik..cuih..cuih..' Bocah itu seketika meludah sekenanya di dalam angkot. Saya terperanjat. Tak tahan menahan kata. Apalagi saya menduga sang bocah adalah korban kerasnya ibukota alias gelandangan atau anak terlantar. 'hey dek, jangan kau buang ludah mu ke situ. kasihan orang lain nanti akan terganggu dengan itu'tegur saya dengan intonasi yang seingat saya sangat datar. Tidak ada bantahan dari bocah yang tampak linglung dan sangat tidak terawat. Namun, semenit kemudian dia beranjak. Tidak terlihat tenang tentu saja. tangan kanannya semapat memegang paha kanan saya. Duga saya, ia coba menahan keseimbangan badannya. Sebentar saja ia tiba di pintu keluar, tapi tetap, tangan kiri mencoba menyeimbangkan badan dengan meraih tulang mobil angkot bagian kiri yang jaraknya hanya sebatas hembusan nafas saja dengan wajah sang wanita asing tadi.

Entah responsif, entah risih. Atau khawatir yang berlebihan kalau tidak mau dikata takut terhadap tingkah polah bocah tadi, sang wanita asing menggeliat bak cacing kepanasan. Menghindar dari si bocah tentu saja. Bahkan, sedari awal saya masuk angkot itu, ekor mata saya sudah menangkap gesture wanita yang saya duga berusia menjelang empat puluh tahun itu bergelagat antipati dengan sang bocah. hmmm...tampilan gembel soalnya. Bisa dimaklumi.

Tapi ironis. Selang sepuluh menit kami berdua bersama di angkot, terungkaplah kalau dia sangat menyayangkan kebiadaban manusia yang sudah merajalela. 'Coba ya lu lihat aja..sekarang ini di mana rasa kemanusiaan itu kalau antar kita saling perang. Saudara sendiri saling tidak diperhatikan. Mana rasa kemanusiaan itu? Kemanusiaan kita itu kalah dengan rasa kebinatangan kita'celotehnya dengan nada emosi dan penuh semangat.

Ah, kawan ini..ia berhasil membuat benak saya sangat tergelitik. Bahkan lebih dari itu. Saya merasa tidak rela melepas momen ini untuk tidak dituliskan. Tidak lain karena ada terminologi kemanusiaan yang didengungkan. Sementara yang tampak kasat mata??? hmmmm...entahlah!

Jadilah tulisan sederhana ini. Pastinya dalam pola ala kadarnya. Maklum, sudah jam berapa ini??? Sementara esok, jam empat pagi saya harus sudah bangun lagi. Pastinya untuk melakoni lika-liku kehidupan. Dan kali ini, ritualnya adalah 'mencari segenggam berlian'



-PO-
dariironiungkapankemanusiaandanperbuatan
02:42 WIB


*Image courtesy of http://modelkerudung.com/wp-content/uploads/2010/08/tips-perawatan-rambut-wanita-berkerudung.jpg