12/5/10

ADVENT 2 (2010)


"...sembahlah dan pujilah Dia! Raja segala raja! .great sunday everyone.."

Begitulah komentar seorang kawan di halaman dinding facebook-nya hari minggu ini. Selintas, tidak ada yang istimewa dari kalimat tersebut. Apalagi di kancah para pelaku jejaring sosial yang cukup aktif memberi komentar terhadap beragam hal-termasuk hari minggu-maka hal itu bisa jadi juga dilakukan oleh para facebook-er lainnya.

Bagi saya, komentar 10 kalimat tersebut sangat berkesan. Itu sebabnya sayapun tak kuasa menahan jemari ini untuk mengetikkan komentar balasan: "Aih..ngeri kalee status Abang kita kali ini...Lanjutkan lah.."

Bisa jadi Anda akan tambah bingung dengan balasan komentar saya tersebut. Pasalnya, ada kata ngeri dan lanjutkan di sana. Dus, ada baiknya saya bercerita sedikit latar belakang hubungan saya dan kawan yang menuliskan komentar tadi.

Mari kita sebut saja si kawan itu "Kumbang". Sama seperti saya, Kumbang ini juga seorang jurnalis. Hanya, bedanya dia jurnalis media cetak dan berposisi strategis (baca: redaktur) sementara saya jurnalis televisi dan hanya menempati posisi 'kasta terendah'. Saya dan Kumbang berkenalan di sebuah karoke (atau karaoke???). Sudah bisa ditebak. Lagu-lagu yang ditembangkan pun pastinya kisaran lagu sekuler-rock n roll tepatnya. Tidak hanya itu. Dalam setiap keriaan kami (berkaroke bersama teman jurnalis lainnya: semua pria) senantiasa dipandu oleh para wanita yang berparas sensual dan berdandan seronok-tentu saja kualitas suara mereka juga tidak lebih baik dari pedangdut orkes keliling.

Nah, kembali ke komentar tadi. Saya pun terkesan dengan komentar itu manakala pada top of mind saya yang terngiang hanyalah lagu sekuler (tentu dengan nuansa suasana sekuler pula) yang biasa dilagukan oleh sang kawan tadi. Sebagai tambahan informasi, si Kumbang juga mengaku pengikut Kristus.

Saya tidak begitu paham apa latar belakang dari kawan tadi dalam menuliskan komentar tersebut. Pasalnya, saya tidak bertanya lebih jauh kepadanya. Namun yang pasti, kemunculan komentar itu bukan di hari minggu biasa. Tapi minggu ini adalah minggu Advent ke-2 (minggu ke-2 dalam menantikan peringatan lahirnya sang Juruselamat).

Nah, ketika saya menanggapi komentar dengan "ngeri" tadi sejatinya saya agak terkejut. Ternyata, seorang kawan yang saya kenal biasa hanya melantunkan lagu-lagu sekuler juga akrab dengan lagu rohani seperti yang dia tuliskan dalam komentarnya.

Minggu advent 2 di gereja yang saya sambangi tadi pagi bertemakan "Tuhan datang untuk menyelamatkan kita". Secara singkat, benang merah dari masa penantian akan kelahiran itu berujung pada keselamatan manusia. Ya, Tuhan datang ke dunia untuk menyelamatkan. Dan, karena kita telah diselamatkan maka sudah selayaknya kita bersyukur dan berterimakasih.

Hebatnya, dalam komentar sang kawan tadi, menurut saya telah mengejawantahkan rasa syukurnya: "..Sembahlah dan pujilah dia.." Itu juga yang menjadi alasan saya menimpali dengan komentar: "...lanjutkan..."

Sekarang, pujian sudah diangkat. Syukurpun telah dinyatakan. Namun, masa penantian masih terus akan bergulir (ini seiring belum benar-benar datangnya kembali sang Juruselamat ke bumi. Natal, hanyalah menjadi sebuah hari penanda yang diperingati sebagai tonggak kelahiran datangnya sang Juruselamat itu). Sama seperti komentar saya ke Kumbang tadi untuk melanjutkan, maka kini saatnya saya juga harus melanjutkan rasa syukur tersebut.

Selamat menantikan kedatangan Kristus dalam masa advent 3!

Tuhan berkati!


*dariterminalsyukur
02:53 WIB

No comments:

Post a Comment