3/15/12

Ihwal Kesal


“Lagi benci? marah, kesal? tumpahin mua kata-kata mu disini”

Ihwal kesal memang beragam dimensinya. Dimulai dari penyebabnya. Lalu, kesal itu sendiri-dengan beragam jenis dan sebutannya, hingga ending atau bahkan solusi dari kesal itu sendiri. Nah, soal yang terakhir ini erat kaitannya dengan kutipan yang saya catut dari sebuah akun Facebook (mohon ijin sebelumnya kepada komunitas pemilik laman tersebut...salam damai dari saya!)

Nama akunnya persis seperti apa yang tertulis di kutipan di atas.
Ternyana.. itu adalah akun yang dibuat oleh sebuah komunitas. Komunitas apa? Wanda..Hamidah..PAN! alias..Wuah..ndak tahu saya… Yang jelas, itu bukan salah satu Balon (bakal calon) Gubernur DKI untuk pilkada Juli mendatang looohhh..Heuheu.. Tapi, yang tertera pada info profile akun itu:

lagi benci? marah? BT? kesal? dsb,,,,,,
TUMPAHIN aja uneg2 Loe semua pade kesini!!!!!!!
teriakiiiiiiiinnnn,,, sekuaT Loe semua,,,

Ah, semakin GaLas, alias nggak jelas identitas akun FB itu. Pikirin amatlah..! Heuheu.. Salah-salah malah bisa buat saya dan Anda jadi kesal..

Tapi tunggu! Setelah saya tengok, kalimat terakhir profile itu menarik juga. ‘…biar hati Loe pada plong! dari pada disimpen aja bikin penyakit!!!!!!!!’

Hmm..ini paling tidak jadi penanda arah si pembuat akun FB. Ya, tujuannya semacam katarsis kalau dalam terminologi psikologi komunikasi. ’Discharge of pent-up emotions so as to result in the alleviation of symptoms or the permanent relief of the condition.’ Begitu orang bule sang penelur konsep katarsis itu coba terangkan dalam bahasa ibunya.

Bisa jadi karena, ya…katakanlah iming-iming keterlepasan beban dari kesal tadi, maka tidak heran sudah ada sedikitnya 1293 orang menyukai laman ini. Terlepas ada perbedaan argumen soal keabsahan penghitungan orang yang mewakili ‘jempol’ penanda suka di laman tersebut..tak perlulah kita perdebatkan. Makin kesal saja nanti…

Kasih dulu senyum itu, ah… :)

Cara lain untuk mengakhiri kekesalan memang tidak hanya didominasi teknologi canggih ala new media itu. Seringkali orang malah cenderung mencoba mengakhiri kekesalannya dengan sesegera mungkin meski itu dipandang sebagai hal yang sangat tidak intelek. Memaki dengan nada tinggi, tentu sudah mafhum. Atau, seperti yang dilakukan Muntazer al-Zaidi kepada George W. Bush pada 2008 silam dengan melemparkan sepatu ke podium di mana Bush sedang menyampaikan pidato kenegaraannya. Al-Zaidi, sang wartawan Irak, ternyata tidak tahan juga dengan gejolak emosi. Mungkin, saat itu dia masa bodo amatan dengan cap wartawan sebagai kaum profesional yang intelek.

Atau, jangan-jangan kekesalan yang sudah teramat memuncak juga dirasa oleh enam mahasiswa asal Bandung yang tegabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa se-Jawa Barat pada Rabu (14/3) kemarin di gedung DPR. Sehingga bak pepatah lama: tak ada rotan akar pun jadi. Tak dapat menurunkan sang presiden yang asli, yah…turunkan fotonya dulu juga tak apa…heuheuheu..

Namun, apes mereka! Bukannya berhasil mencapai tujuan melepaskan kekesalan karena rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM per 1 April 2012 demi dalih efisiensi anggaran, malah jangan-jangan enam calon pemimpin bangsa itu jadi bertambah kesal karena harus jadi tersangka dengan jeratan pasal 170 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang perusakan terhadap sesuatu barang secara bersama-sama.

Hmmm..pikir punya pikir, itulah sebabnya saya sekarang memilih menuliskan berbagai tetek-bengek ihwal kesal ini. Tentu saja, harapannya satu! Ada kelegaan di hati. Sebab, saya juga sedang kesal. Bagaimana tidak, masak uang goceng yang saya letakkan di meja kantor tadi siang raib bak diambil tuyul…


-PO-
darikesalhati
150312
20:50WIB

2 comments:

  1. wakakakak. semoga cepat ketemu duit kau itu, dek... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahahahahaha...Bajingan memang tuyul nyang ambil duit gua itu...

      Delete