11/27/10

A Man for Others!

00:50 WIB

Mata ini rasanya sudah berat untuk membelalak. Namun, otak berkata lain. Dan, karena sang otak yang pegang kendali tubuh ini, jadilah mata 'sayu' pun berkompromi dengan 'sang dirigen' tubuh untuk terus bisa menatap layar monitor komputer berukuran 17" ini.

Kalau hasrat sedang membara, apa daya pikiran terus berkelana. Dus, jadilah otak tetap bekerja meski sejatinya telah lebih dari 20 jam menguras energi dengan berbagai aktifitas jurnalistik. Penyebabnya satu. Reaksi dua sahabat yang saling bertentangan.

"Walahh loepa! ASLI LUPA, Bro! gwt, mana bsk gw ga k kntr lg..parah..senin dah.." tulis sang sahabat seiman dalam pesan singkatnya lewat henpon, menyikapi permohonan saya yang seyogyanya dijanjikan akan diberikan sore tadi.

Ya, tadi sore saya berbincang-bincang dengan sang sahabat seiman ini via telepon. Tujuannya satu. Saya minta tolong agar dia berkenan membantu saya memberikan contoh berkas proposal untuk pembelajaran saya. "bisa...bisa...gua cari sekarang..nanti sore gua kabari.."jawabnya dari kejauhan via telepon menyanggupi permohonan saya agar dibantu mendapatkan contoh proposal tersebut.

Alih-alih mendapatkan contoh proposal, malah di malam harinya, saya seperti bertepuk sebelah tangan manakala diberitahu via sms seperti di awal tadi yang menyatakan bahwa sang sahabat seiman ini 'gagal' dalam menolong saya. Cukup di situ??? Tunggu dulu! Ketika kami berbincang-bincang di telepon tadi, secara berkelakar sang sahabat seiman ini juga sempat melontarkan guyonan ciri khasnya. "Masak wartawan aja yang dapat amplop...kita juga mau dong dapat amplop..."celetuknya terkait akan permohonan saya tadi. Harapannya, sang sahabat seiman ini diberi imbalan setelah membantu memberikan sesuatu-dalam hal ini contoh berkas proposal.

Saya pun bereaksi. Dan, tawa berderai dari mulut mungil ini seraya berkata, "kalo buat profesional sih boleh boleh aja lu..tapi masak buat pertemanan masih begitu juga??" sang sahabat seiman ini pun menimpali dengan tawa juga.

01:15 WIB

Sekarang, perut saya yang mulai berdericit. Seporsi bubur ayam dengan telor ayam kampung dan keju plus sate ati ampela santapan tadi sore ternyata tak mampu bertahan hingga dini hari ini. Tapi, pikiran saya masih terus berkecamuk.

Sayapun teringat kejadian kemarin malam. Persis tengah malam seperti ini. Saya kecelakaan! Bukan kecelakaan besar memang, tapi cukuplah membuat jemari kiri tangan saya agak lecet. Tidak hanya itu, teman saya yang membonceng saya dengan sepeda motor juga ikut-ikutan cidera. Bahkan ia lebih parah. Selain jari jemarinya yang lecet, dadanya juga ikut memar.

Ya, kemarin malam, motor yang kami tumpangi menabrak mobil. Memang itu salah kami. Pasalnya, kami agak sedikit mabuk pasca minum-minum bir di sebuah kafe di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Parahnya lagi, karena kesalahan ada di pihak kami maka mengganti kerusakan mobil yang kami tabrak tadi pun menjadi sebuah keharusan.

Nah, beruntung saat itu, ada seorang sahabat lain yang juga bersama kami tetapi menggunakan motor yang berbeda. Dengan sigapnya, ia menuju ATM untuk menarik uang tunai sebesar 250 ribu rupiah untuk mengganti lampu belakang mobil yang kami tabrak tadi. "Men...besok..uang lu gua ganti ya..."ucap saya atas tindakannya. Sayapun berjanji mengganti karena saya tahu sahabat yang tak seiman ini sedang dalam kondisi keuangan yang bisa dikatakan pas-pas an. Betapa tidak, mau untuk biaya kawinnya saja-yang akan berlangsung Desember tahun ini-masih belum mencukupi. "Pusing gua Men..catering buat kawinan belon gua bayar euy.."cerita sang sahabat tak seiman ini suatu malam beberapa minggu sebelum kejadian kecelakaan tersebut.

Namun, di tengah 'morat-marit-nya' keuangan sang sahabat tak seiman ini justru ia tanpa pikir panjang menolong saya dan teman saya yang tadi sedang tertimpa musibah.

01:32 WIB

Hoaaaaaammm....Kantuk ini mulai semakin menyiksa. Tapi saya harus bertahan. Pasalnya, saya ingin berbagi. Ya, saya ingin berbagi cerita ini kepada dunia bahwa ada sahabat dengan berbagai macam bentuk. Bentuk yang pertama seperti sang sahabat saya yang seiman tadi. Sementara bentuk lainnya, yaaa...mudah diterka. Tentu saja seperti sang sahabat yang tidak seiman yang terakhir saya ceritakan.

01:35 WIB

Ini harus jadi waktu penanda terakhir saya berbagi kisah. Pasalnya, esok saya harus berjibaku dengan rutinitas pagi. dan, saya pun butuh istirahat yang cukup untuk dapat tetap fit menyongsong rutinitas itu.

Di termin terakhir ini saya teringat sebuah kata bijak: "Only by being a man-or-woman-for-others does one become fully human". Semoga saya tidak salah dalam mengartikannya. Namun, jika diterjemahkan secara bebas, maka hidup manusia itu akan benar-benar BERMAKNA manakala ia berguna bagi orang lain!

Nah, alih-alih memberikan penilaian subyektif terhadap dua sahabat saya tadi, saya malah berusaha menimang-nimang. Kira-kira, sudah sejauh manakah saya mengisi kehidupan ini menjadi lebih bermakna: MENJADI BERGUNA BAGI ORANG LAIN!!!



*dariterminalkasih


Jumat, 26 Nopember 2010

01:48 WIB

No comments:

Post a Comment