8/19/24

Sukacita

 Hatiku, bersukacitalah!


Bersukacitalah..


Bersukacitalah..


-PO-


*200824; 0457pm

8/12/24

Kehendak

Sumber foto: https://familyradio316.com/the-power-of-a-vision-vision-and-desire/ 


Tersiar kabar, ada peristiwa mengejutkan terjadi di dunia politik Indonesia. Seorang tokoh partai besar tiba-tiba saja undur diri dari posisinya. Menjadi mengejutkan karena kemunculan peristiwa ini relatif tidak terduga sebelumnya. 


Lalu muncullah pertanyaan. Apa penyebab peristiwa itu? "Ini demi keutuhan partai". Begitu jelas sang tokoh tersebut. Dan, selayaknya manusia yang sejatinya penuh dengan tanda tanya, pertanyaan lain pun seolah tak terelakkan: "Apakah itu kehendak sang tokoh atau ada faktor lain yang berperan di sana?"


Aha! Soal kehendak menjadi utama.


Siapa tahu kehendak sang tokoh itu sesungguhnya? Tentu saja dia sendiri yang paling tahu. Habis waktu dan energi mencoba berspekulasi. Sebab, peristiwa itu sudah terjadi dan Tuhan menghendaki itu!


Lagi dan lagi! Kehendak jadi soalnya. Kali ini nama Tuhan disebut. Saya mencoba untuk tidak melibatkan Tuhan. Tapi, apa daya. Tuhan memang terlalu MAHA dan KUASA. Mustahil rasanya menghindar dari kehendak-Nya.


Tuh, kan?! Kehendak lagi...kehendak lagi yang jadi perkara. Kalau Tuhan yang berkehendak, siapa bisa melawan?


Saya amini itu! Kalau Tuhan sudah berkehendak, apapun akan terjadi!


Tetiba, saya tertarik berefleksi. Banyak yang telah saya capai (juga yang tidak dicapai atau bahkan akan). Apakah itu semua artinya kehendak saya yang mewujudnyata? Ingin rasanya mengaku, iya. Tapi saya coba lebih jauh lagi mengingat-ingat. Ternyata, itu semua adalah KEHENDAK TUHAN YANG JADI! (melalui peluang dan kemampuan yang muncul seolah begitu saja, padahal Tuhan sudah merenda itu semua untuk menjadi nyata).


Dan, tenanglah kini hati saya, bahwa untuk memahami segala peristiwa yang terjadi bisa dimaknai dari pengakuan Tuhan yang punya kehendak (untuk itu semua terjadi). 


Pun demikian dengan hari esok. Sungguh sepantasnya dan selayaknya saya mengatakan kembali (paling ndak kepada diri sendiri):   

Tuhan, biarlah KEHENDAK-MU yang jadi, bukan kehendak-ku!


Ciao!


-PO-

*120824; 11.50pm